DESAIN PEMBELAJARAN UNTUK ILMU PENDIDIKAN DI ABAD 21

Perkembangan teknologi dan sosial kontemporer menuntut transformasi praktik pendidikan. Guru dan sekolah bukan lagi air mancur pengetahuan yang mengisi siswa dengan informasi. Sebaliknya, peran utamanya adalah membekali siswa dengan literasi baru, kompetensi untuk penggunaan teknologi informasi secara produktif, dan basis pengetahuan konseptual yang cukup disiplin. Hal ini membutuhkan perubahan terhadap praktik berpusat pada siswa. Dalam konteks seperti itu, guru adalah perancang pembelajaran; Oleh karena itu, perencanaan pelajaran diganti dengan konsep desain pembelajaran.
Pemerintah di seluruh dunia dipresentasikan dengan tantangan besar tentang bagaimana mereformasi pendidikan sesuai dengan perkembangan teknologi, sosial, ekonomi, dan politik yang dimiliki kehidupan di abad 21 ini. Memang, konsep warga, pekerja, pelajar, guru, dan informasi, pengetahuan, otoritas, kebebasan, dan bahkan pemerintah semua berubah.
            Beberapa pendidik berpikir bahwa kurikulum sains perlu dipersempit agar memungkinkan waktu yang cukup bagi para guru untuk menanamkan literasi baru yang dibutuhkan untuk hari ini dan besok, termasuk kompetensi yang muncul seperti kemampuan belajar, pemecahan masalah, pemikiran kritis, kreativitas dan keterampilan kolaborasi.Kami mengkonseptualisasikan "literasi baru" sebagai perpaduan antara kompetensi yang mencakup literasi visual, kritis, media, digital, dan informasi.Dari pandangan yang lebih tradisional tentang "keaksaraan" dari perspektif bahasa, literasi baru tidak hanya membangun kemampuan membaca, menulis, mendengar dan berbicara, tapi juga mencakup melihat dan mewakili.
            Pembelajaran kontemporer, termasuk belajar dalam ilmu pengetahuan, sangat terkait dengan literatur yang muncul ini. Misalnya, bekerja dengan data, membaca (melihat) dan mewakili gagasan ilmiah bergantung pada kemampuan membaca dan keterampilan visual dalam menggunakan teknologi representasional.
Aspek penting dari model perancangan sebuah pembelajaran adalah membimbing guru untuk (a) mengubah praktik mereka dalam arah yang berpusat pada siswa, dan (b) mengintegrasikan penggunaan teknologi pendidikan secara efektif ke dalam praktik pembelajaran dan pengajaran mereka. Kami berpendapat bahwa kedua aspek itu penting untuk pengembangan literasi baru. Model RASE Learning Design menekankan empat komponen unit pembelajaran: Sumber Daya, Kegiatan, Dukungan dan Evaluasi.
Masalah yang sering terjadi dalam pendidikan sains dan teknik adalah bahwa siswa tidak didukung dan terpapar pada pengalaman belajar yang sesuai (aktivitas) dan sumber daya yang memadai untuk memungkinkan pengembangan pengetahuan konseptual yang dibutuhkan untuk memahami dan berpikir dalam sains.
Guru sering berkonsentrasi pada pengajaran fakta, menunjukkan kepada siswa informasi yang mereka butuhkan untuk mengingat (berlawanan dengan pemahaman mendalam) untuk reproduksi dalam ujian dan tugas penilaian lainnya. Pengajar sains perlu berfokus untuk mendukung siswa mengembangkan basis pengetahuan konseptual yang kuat yang dibutuhkan tidak hanya untuk pemikiran dan pemecahan masalah, tetapi juga untuk pembuatan akal, dan perancangan, rekayasa dan penerapan teknologi.
APA SIH MODEL PEDAGOGI RASE ITU ?

Model RASE Learning Design dapat dilihat dari dua perspektif: (1) pembelajaran instruksional dan (2) pembelajaran.Dari perspektif instruksional, model ini membantu guru dalam mengembangkan pendekatan yang berpusat pada siswa serta integrasi teknologi pendidikan. Dari perspektif pembelajaran, model ini mendukung siswa untuk belajar konten disipliner dan mengembangkan literasi baru. Model ini dibangun berdasarkan karya dan konsep teoretis yang penting yang dijelaskan di bawah ini.
               Lingkungan belajar konstruktivis (Jonassen, 1999).Dalam pandangan ini, pembelajaran harus diatur seputar kegiatan dan terjadi di lingkungan yang mendukung konstruksi pengetahuan, berlawanan dengan transmisi pengetahuan.Pengetahuan konstruksi adalah proses dimana siswa secara individu membangun pemahaman mereka tentang isi kurikulum berdasarkan eksplorasi, pertunangan sosial, pengujian pemahaman dan pertimbangan berbagai perspektif. Menggarisbawahi lingkungan belajar konstruktivis adalah Activity Theory, yang awalnya diusulkan oleh Lev Vygotsky (1978) dan pengikutnya seperti Leont'ev (1978), dan diartikulasikan dalam kerangka yang lebih spesifik oleh para ilmuwan seperti Engeström (1987). Teori Aktivitas menentukan komponen yang menggarisbawahi setiap sistem aktivitas dan penting untuk dipertimbangkan dalam perencanaan, pengelolaan dan fasilitasi kinerja.Untuk memahami pembelajaran, penting untuk memahami secara spesifik aktivitas, serta alat yang digunakan dalam proses pemecahan masalah.
Para ilmuwan ini berpendapat bahwa teknologi harus berfungsi sebagai alat untuk belajar, yang mendukung keterlibatan dalam kegiatan, kolaborasi dan pembelajaran yang mendalam.Inti dari pekerjaan mereka adalah konsep 'pembelajaran yang terlibat', yang penting dalam membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan penggunaan teknologi mereka.
               Problem-based learning (PBL) (Savery & Duffy, 1995).Savery dan Duffy mengusulkan PBL sebagai model perancangan yang optimal untuk pembelajaran yang berpusat pada siswa.Serupa dengan hal di atas, PBL membangun filosofi konstruktivis dan berpendapat bahwa pembelajaran adalah proses konstruksi pengetahuan dan konstruksi bersama sosial.Salah satu fitur PBL adalah bahwa siswa secara aktif mengerjakan kegiatan yang otentik terhadap lingkungan di mana mereka terbiasa secara alami, yaitu siswa membangun pengetahuan dalam konteks yang mengumpulkan kembali pengetahuan yang mereka gunakan.Kreativitas, pemikiran kritis, metakognisi, negosiasi sosial, dan kolaborasi semuanya dianggap sebagai komponen penting dari proses PBL. Salah satu karakteristik utama PBL adalah bahwa guru seharusnya tidak terutama memperhatikan pengetahuan yang dibangun siswa, namun harus lebih fokus, lebih memperhatikan proses metakognitif.
Gagasan utama di balik model pedagogi RASE ini adalah karena sumber konten yang  tidak cukup untuk pencapaian hasil belajar secara penuh. Selain sumber daya, guru perlu mempertimbangkan hal berikut:
1.      Kegiatan bagi siswa untuk terlibat dalam menggunakan sumber daya dan mengerjakan tugas seperti eksperimen dan pemecahan masalah yang terkemuka melalui pengalaman menuju hasil belajar.
2.      Dukungan untuk memastikan bahwa siswa diberi bantuan, dan jika mungkin dengan alat untuk mandiri atau bekerja sama dengan siswa lain, selesaikan kesulitan yang muncul.
3.      Evaluasi untuk memberi tahu siswa dan guru tentang kemajuan dan berfungsi sebagai alat untuk memahami apa lagi yang perlu dilakukan untuk memastikan hasil pembelajaran tercapai.
               Gambar 1 adalah representasi visual dan ringkasan model Desain Pembelajaran RASIONAL. Pembaca didesak untuk mempertimbangkan semua komponen dan memikirkan cara bagaimana ini dapat diintegrasikan dalam lingkungan belajar holistik dalam praktik mereka sendiri.

Sumber daya meliputi (a) konten (misalnya, media digital, buku teks, ceramah oleh seorang guru), (b) materi (misalnya bahan kimia untuk percobaan, cat dan kanvas), dan (c) alat yang digunakan siswa saat mengerjakannya aktivitas (misalnya alat laboratorium, kuas, kalkulator, penguasa, perangkat lunak analisis statistik, perangkat lunak pengolah kata).Saat mengintegrasikan sumber daya teknologi dalam pengajaran, hal itu harus dilakukan dengan cara yang mengarahkan siswa untuk belajar, daripada hanya belajar dari sumber daya ini. Dengan cara ini, siswa dapat mengembangkan elemen literasi baru secara keseluruhan. Ada berbagai perangkat lunak yang dapat digunakan siswa dalam pembelajaran (misalnya, alat Pemetaan Pikiran seperti Mind Meister, alat pengeditan gambar / video seperti iMovie, alat profesional seperti AutoCAD dan Math ematica, dan alat bangunan dan eksperimen seperti Fisika Interaktif dan Stella). Model pembelajaran model konseptual dirancang untuk mewakili konsep spesifik (atau seperangkat konsep terkait) dan sifat, parameter dan hubungannya.Seorang pelajar dapat memanipulasi properti dan parameter ini dengan komponen interaktif (misalnya, slider, tombol, area hotspot, kotak input teks) dan amati perubahan yang ditampilkan dalam berbagai mode (misalnya, numerik, tekstual, pendengaran dan visual).Sumber daya ini memerlukan sedikit waktu kontak untuk pembelajaran maksimal dan pengetahuan konseptual yang akan dibangun.


Skenario berikut, yang dijelaskan dari penelitian sebelumnya, menggambarkan bagaimana model pembelajaran model konseptual dapat mendukung pembelajaran sains:
(1) OBSERVASI - Model konseptual dapat mendukung siswa untuk membuat hubungan antara dunia nyata dan sifat representasi sebuah konsep. Hal ini dapat dirancang agar peserta didik dapat mengenali properti dari lingkungan nyata dalam antarmuka model konseptual, dan juga sebaliknya.Representasi sifat ini bukan sekadar salinan dari dunia nyata. Sebaliknya, realitas diwakili melalui ilustrasi, representasi diagram, analogi, metafora, tanda, isyarat, simbol, dan ikon.
(2) PENGGUNAAN ANALITIS - Model konseptual akan memungkinkan siswa mengimpor data dari lingkungan sebenarnya dan eksperimen untuk pemrosesan analitis (mis., Kalkulator tujuan khusus). Fitur desain (misalnya, slider, dialer, area hot spot dan kotak input teks) memungkinkan masukan parameter.Hasil interaksi dapat ditampilkan dalam berbagai format seperti angka, grafik, audio, pernyataan lisan / tertulis, representasi bergambar, dan animasi.
(3) EKSPERIMENTASI - Model konseptual akan memungkinkan peserta didik untuk memanipulasi parameter dan sifat, dan amati perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi tersebut. Selain itu, memungkinkan manipulasi hasil penggunaan analitis untuk memungkinkan siswa mempelajari bagaimana perubahan ini mempengaruhi parameter terkait. Perubahan tersebut dapat disorot untuk memberi isyarat dan mendorong generalisasi. Fitur desain model konseptual memungkinkan generalisasi yang muncul untuk diuji.
(4) BERPIKIR - Model konseptual mungkin mencakup fitur yang memulai dan mendukung pemikiran ilmiah. Sehubungan dengan konsep sains, hal ini dapat dicapai dengan mengintegrasikan pemicu (mis., Isyarat dan isyarat) yang menarik perhatian dan memicu keingintahuan. Selanjutnya, model konseptual dapat mendukung aktivitas kognitif dalam menghubungkan model konsep mental (verbal dan visual) yang dikembangkan melalui interaksi dengan isinya.
               Model konseptual dapat digunakan kembali di lingkungan dan aktivitas yang berbeda. Misalnya, penggunaan kembali mungkin mencakup kelas atau presentasi laboratorium, atau digunakan oleh beberapa peserta didik saat mereka berkolaborasi dalam tugas sains. Akhir-akhir ini, telah terjadi peningkatan model konseptual dan objek pembelajaran lainnya yang tersedia melalui teknologi mobile seperti iPod.Penulis mengacu pada Aplikasi Objek Pembelajaran ini. Teknologi mobile memungkinkan sumber daya ini diambil ke konteks asli, dipindahkan antara ruang kelas, laboratorium dan dunia nyata dan digunakan oleh siswa secara mandiri di luar sekolah mereka dan kapan pun dibutuhkan. Pembaca diingatkan bahwa sumber daya hanyalah satu komponen unit belajar. Pertimbangan juga perlu diberikan pada kegiatan, dukungan dan evaluasi. Kegiatan merupakan komponen penting untuk pencapaian hasil belajar secara penuh. Kegiatan memberi siswa pengalaman dimana pembelajaran terjadi dalam konteks pemahaman yang muncul, menguji gagasan, menggeneralisasi dan menerapkan pengetahuan. Sumber daya, seperti model pembelajaran model konseptual, adalah alat yang digunakan siswa saat menyelesaikan aktivitasnya. Berikut adalah dua karakteristik utama dari aktivitas yang efektif:
(1) AKTIVITAS HARUS 'BERPUSAT PADA SISWA': • Ini berfokus pada apa yang akan dilakukan siswa untuk belajar, dan bukan pada apa yang akan diingat siswa, • Sumber daya adalah alat di tangan siswa, • Guru adalah fasilitator yang berpartisipasi dalam proses, • Siswa menghasilkan artefak yang menunjukkan kemajuan belajar mereka, • Siswa belajar tentang prosesnya, • Siswa mengembangkan literasi baru.
(2) AKTIVITAS HARUS 'OTENTIK': • Ini berisi skenario kehidupan nyata dan masalah terstruktur, • Ini menyusun kembali praktik profesional, • Menggunakan alat yang spesifik untuk praktik profesional, • Ini menghasilkan artefak yang menunjukkan kompetensi profesional, tidak hanya pengetahuan.
               Berikut ini adalah contoh aktivitas apa yang mungkin terjadi:
1.      Proyek desain (mis., Merancang eksperimen untuk menguji hipotesis ilmiah),
2.      Studi kasus (misalnya, kasus bagaimana seorang ilmuwan mengidentifikasi keteraturan fisika baru),
3.      Tugas pemecahan masalah pemecahan masalah (misalnya, meminimalkan gesekan dalam desain ski)
4.      Mengembangkan film dokumenter mengenai isu minat tertentu (misalnya, pro dan kontra makanan GM)
5.      Poster untuk mempromosikan isu ilmiah yang kontroversial (misalnya, energi Nuklir),
6.      Perencanaan hari sains di sekolah Anda,
7.      Mengembangkan perangkat lunak untuk mengendalikan transfer daya mekanik,
8.      Peran-main (misalnya, membela eksperimen sains dengan hewan kecil).
               Hasil sebuah kegiatan bisa menjadi artefak konseptual (misalnya, sebuah gagasan atau konsep yang disajikan dalam laporan tertulis), sebuah artefak keras (misalnya, model sirkuit listrik), atau artefak lembut (misalnya komputer berbasis penciptaan). Artefak yang dihasilkan oleh siswa harus memberi penilaian dan revisi rekan sekerja dan ahli sebelum penyerahan akhir. Proses ini juga melibatkan presentasi siswa dan umpan balik rekan / pakar. Artifak yang dihasilkan harus dievaluasi dengan cara-cara agar siswa dapat merefleksikan umpan balik dan melakukan tindakan lebih jauh terhadap pencapaian hasil pembelajaran yang lebih koheren.
Tujuan dukungan adalah untuk memberi para siswa perancah penting sambil memungkinkan pengembangan keterampilan belajar dan kemandirian. Bagi guru, satu tujuan adalah mengurangi redundansi dan beban kerja. Dukungan dapat mengantisipasi kesulitan siswa, seperti memahami aktivitas, menggunakan alat atau bekerja dalam kelompok. Selain itu, guru harus melacak dan mencatat kesulitan dan masalah yang sedang berlangsung yang perlu ditangani selama pembelajaran, dan berbagi dengan siswa. Tiga mode dukungan adalah mungkin: guru-siswa, siswa-siswa, dan mahasiswa-artefak (sumber tambahan). Dukungan dapat berlangsung di kelas dan di lingkungan online seperti melalui forum, Wikis, Blogs dan ruang jejaring sosial.
               Dukungan juga bisa dilihat sebagai antisipasi kebutuhan siswa. Bergantung pada kursus, struktur dukungan proaktif seperti FAQ dapat direncanakan dan dilaksanakan sesuai kebutuhan tersebut. Tujuan dukungan antisipatif adalah untuk memastikan siswa memiliki akses ke sumber daya saat mereka membutuhkan pertolongan, daripada bergantung pada meminta bantuan oleh guru. Berikut adalah beberapa strategi spesifik:
(1) Membangun badan sumber dan materi yang membentuk FAQ Page,
(2) Buat Forum "Bagaimana Saya?" Atau "Bantu Saya"
(3) Buat Glosarium istilah yang berhubungan dengan kursus,
(4) Gunakan daftar periksa dan rubrik kegiatan,
(5) Gunakan platform jejaring sosial lainnya dan alat sinkron seperti chat dan Skype.
               Secara keseluruhan, dukungan tersebut harus bertujuan mengarahkan siswa untuk menjadi peserta didik yang lebih mandiri. Guru harus memberi umpan balik positif dan awal yang sering, yang mendukung keyakinan siswa bahwa mereka dapat melakukannya dengan baik. Selanjutnya, siswa juga membutuhkan peraturan dan parameter untuk pekerjaan mereka. Misalnya, sebelum siswa dapat meminta bantuan dari guru, mereka harus terlebih dahulu bertanya kepada teman sekelas mereka melalui salah satu Forum dan / atau mencari solusi untuk masalah mereka di Internet. Dengan cara ini, siswa diharapkan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka dan untuk mendukung siswa lain dalam kohort mereka.
EVALUASI
               Evaluasi pembelajaran siswa selama semester merupakan bagian penting dari pengalaman belajar yang berpusat pada siswa. Evaluasi perlu dilakukan secara formatif agar siswa dapat terus meningkatkan pembelajaran mereka. Suatu kegiatan harus mengharuskan siswa untuk mengerjakan tugas, dan mengembangkan dan memproduksi artefak yang membuktikan pembelajaran mereka. Bukti pembelajaran siswa ini memungkinkan guru untuk memantau kemajuan siswa dan memberikan panduan formatif lebih lanjut untuk membantu meningkatkan prestasi belajar siswa. Siswa juga perlu mencatat kemajuan mereka dalam menyelesaikan tugas yang ditetapkan, sehingga mereka juga dapat memantau pembelajaran mereka dan perbaikan yang mereka buat.Rubrik dapat diberikan untuk memungkinkan siswa melakukan evaluasi diri juga. Selain itu, evaluasi juga bisa dilakukan oleh rekan sejawat. Berikut adalah beberapa poin mengapa evaluasi penting bagi pembelajaran siswa:
(1) Menawarkan umpan balik tentang pekerjaan dan mengidentifikasi di mana siswa berada dalam pembelajaran mereka,
(2) Menawarkan kesempatan bagi siswa untuk memperbaiki pekerjaan mereka,
(3) Memungkinkan siswa untuk menjadi pelajar yang lebih efektif dan termotivasi,
(4) Membantu siswa menjadi lebih mandiri dan self-directed peserta didik

PERMASALAHAN :

Pengajar sains perlu berfokus untuk mendukung siswa mengembangkan basis pengetahuan konseptual yang kuat yang dibutuhkan tidak hanya untuk pemikiran dan pemecahan masalah, tetapi juga untuk pembuatan akal, dan perancangan, rekayasa dan penerapan teknologi. Kita sebagai pendidik bagaimana cara membimbing siswa dalam mengembangkan pengetahuan konseptualnya agar pengetahuan konseptual yang didapat dapat tertanam dan selalu teringat dalam diri siswa ? berikan contohnya ?

Komentar

  1. kita ketahui bahwasanya Salah satu tujuan pengajaran yang penting adalah membuat murid memahami konsep utama dalam suatu subjek, bukan sekedar mengingat fakta yang terpisah-pisah. Dalam banyak kasus, pemahaman konsep akan berkembang apabila guru dapat membantu murid mengeklorasikan topik secara mendalam dan memberi mereka contoh yang tepat dan menarik dari suatu konsep. Seperti yang akan memberi mereka contoh yang tepat dan menarik dari suatu konsep. contohnya dalam materi larutan asam atau basa disini siswa di mintak membawa beberapa jenis air misalnya air limbah, air gambut dan lainya kemudia diswa mengidentifikasi larutan tersebut larutan asam atau basa kemudian dari situlah siswa itu mengetahui misalnya air limbah itu bersifat basa dan melebihi pH larutan yang standar untuk diminum. dari situlah siswa memahami air limbah tidak bisa diminum.

    BalasHapus
  2. suatu pelajaran, dalam hal ini pelajaran apapun itu,akan sulit jika pengetahuan konseptual tidak dimiliki dan belum tertanam dengan baik. jika pengetahuan konseptual belum "matang",maka pada materi selanjutnya akan lebih sulit memahami. inilah yang terkadang membuat siswa mengetahui/memahami suatu pelajaran setengah-setengah. kita dapat memberikan siswa contoh konsep dari suatu pelajaran melalui lingkungan sekitar, melalui hal-hal yang biasa siswa temui. hal-hal yang mudah mereka ingat. seperti pada materi larutan asam dan basa, akan lebih baik kita menanyakan tentang taukan mereka apa contoh larutan asam basa dalam kehidupan sehari-hari. menanyakan bagaimanakah rasa jeruk dan air sabun. dengan sendirinya siswa akan paham,jika rasanya masam berarti bersifat asam dan jika rasanya pahit berarti bersifat basa.

    BalasHapus
  3. Pemahaman konseptual adalah aspek kunci dari pembelajaran. Salah satu tujuan pengajaran yang penting adalah membuat murid memahami konsep utama dalam suatu subjek, bukan sekedar mengingat fakta yang terpisah-pisah. Dalam banyak kasus, pemahaman konsep akan berkembang apabila guru dapat membantu murid mengeklorasikan topik secara mendalam dan memberi mereka contoh yang tepat dan menarik dari suatu konsep. Seperti yang akan memberi mereka contoh yang tepat dan menarik dari suatu konsep. Murid membentuk konsep melalui pengalaman langsung dengan objek atau kejadian dalam dunia mereka



    misalnya dalam pembelajaran kimia untuk menanamkan konsep reaksi kimia, bahwa ciri-ciri zat yang mengalami reaksi salah satunya adalah dengan perubahan warna. Maka kita dapat memberikan contoh nyata, dalam reaksi pembakaran, kayu bakar bisa berubah menjadi hitam setelah terbakar. Secara langsung proses membakar ini dapat dilakukan siswa, maka dia akan mudah mengingat konsep pembakaran.

    BalasHapus
  4. Menurut saya, Pemahaman konseptual adalah aspek kunci dari pembelajaran. Salah satu tujuan pengajaran yang penting adalah membuat murid memahami konsep utama dalam suatu subjek, bukan sekedar mengingat fakta yang terpisah-pisah. misalnya kita mengkaitkan materi pembelajaran dalam kehidupan sehari - hari siswa, yaitu contoh nya dalam pembelajaran laju reaksi salah satu faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah luas permukaan, kita sebagai guru menanyakan mana yang lebih cepat masak tahu yang digoreng utuh atau tahu yang sudah dipotong-potong, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan demikian maka siswa dengan sendirinya akan dapat memahami konsep dari materi pembelajaran itu sendiri.

    BalasHapus
  5. Pengetahuan konseptual berkaitan dengan klasifikasi, kategori; prinsip-prinsip, generalisasi; teori, model dan struktur. Penguasaan pengetahuan faktual ditandai dengan kemampuan mengklasifikasikan data, mengelompokan data berdasarkan ciri-ciri kesamaannya, atau berdasarkan perbedaannya; menunjukkan kekuatan atau kelemahan sebuah pernyataan, mengenali prinsip-prinsip, menyimpulkan, menguasai teori, menunjukan contoh, dan mengenali struktur.

    Menurut saya ada salah satu cara yg dpt digunakan guru agar dapat membimbing siswa dalam mengembangkan, dan. Menanamkan pengetahuan konseptual, serta selalu teringat dalam diri siswa, yakni dengan cara mendekatkan materi dengan kehidupan nyata, dan membiasakan siswa untuk selalu menerapkan ilmu/pengetahuan yg diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari (diimplikasikan dlm kehidupan). Contohnya: saat menjelaskan teori asam-basa, kita bisa memberi contoh larutan asam & basa yg ada dalam kehidupan sehari-hari, sehingga lebih mudah dipahami dan diingat sampai kapanpun krn dekat dgn kehidupan sehari-hari siswa.

    BalasHapus
  6. Pengetahuan konseptual diperoleh siswa melalui penanaman konsep, pengaitan satu konsep dengan konsep lainnya. Model (gambar atau alat peraga) merupakan sarana untuk menanamkan konsep pada siswa.
    salah satu caranya yaitu dengan mengaitkan konsep itu dengan contoh-contoh yang sering dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. contohnya untuk menjelaskan perbedaan reaksi endoterm dan reaksi eksoterm. reaksi endoterm itu merupakan reaksi yang menyerap kalor . maka kita cari contoh dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada saat menjemur baju dibawah terik matahari merupakan contoh dari konsep reaksi endoterm. lalu untuk reaksi eksoterm yaitu reaksi yang melepaskan kalor atau membebaskan kalor , salah satu contohnya yaitu pembuatan api unggun pada perkemahan.

    BalasHapus
  7. Pengetahuan konseptual didasari atas konsep. Konsep itu sendiri adalah kategori pengelompokan objek/kejadian yang berisi ringkasan informasi yang dibuat untuk memudahkan kita dalam mengingat (dalm materi pembelajaran). Guru bisa membantu siswa untuk mengenali dan membentuk konsep. Aspek penting pembentukan konsep adalah memperlajari ciri utamanya, atributnya, atau karakteristiknya. Ini adalah kunci mengingat suatu konsep dan menjadi pembeda dari konsep lain.
    Misalnya, dalam contoh konsep buku, ciri utamanya adalah lembaran kertas, jilid menjadi satu, dan berisi huruf cetak dan gambar dalam urutan yang mengandung arti. Karakteristik lain seperti ukuran, warna, dan panjang bukanlah cirri utama yang mendefinisikan konsep buku. Contoh kimia, dalam konsep ikatan hidrogen, cirinya adalah ikatan kimia yang melibatkan Hidrogen.

    BalasHapus
  8. pengetahuan koseptual dapat terjadi jika kita sebagai guru mampu membimbng siswa untuk menemukan konsep nya sendiri maksudnya adalah, jika kita dalam pembelajaran koloid misalnya kita sebagai pendidik menyiapkan berbagai larutan kemudian dari bebera larutan tersebut kita menyuruh siswa mengidentifikasi mana yg koloid, larutan dan suspensi. nah sebelum siswa mengidentifikasi tentunya guru harus bertanya tentang pengertian dari koloid, larutan dan suspensi, ketika siswa sdh mengeti dari koloid, larutan dan suspensi baru lah siswa mengidentifikasi, nah dalam mengidentifikasi tentunya terdapat beberapa jawaban dan dari jawaban siswa td tentunya ada perbedaan nah perbedaan itu kemudian kta jadikan forum diskusi dimana semua siswa menyampaikan pendapatnya. kemudan tugas kita sebag guru adalah membimbing mereka untuk menemukan jawaban sebenarnya dan memberi penguatan kembali kepada siswa. dan pada akhirnya konsep yang akan kita berkan tanpa kta sadari sdh tersampaikan melalui pemahaman siswa itu sendiri.

    BalasHapus
  9. Pengetahuan konseptual berkaitan dengan klasifikasi, kategori; prinsip-prinsip, generalisasi; teori, model dan struktur. Contohnya pengetahuan tentang teori, model dan struktur, misalnya teori dan model atom struktur atom modern. Nah disitu kita dapat memberikan contoh dalam kehidupan sehari - hari seperti buah jambu merupakan struktur atom apa, dari situ guru dapat membantu siswa untuk membentuk konsep. Atau dengan membuat alat peraga dari masing-masing model dan struktur atom agar siswa lebih memahami dan mengerti.

    BalasHapus
  10. Penanaman konsep pembelajaran dpt dg menggunakan alat peraga dan video pembelajaran. Contoh pada pembelajaran materi struktur atom dg menggunakan alat peraga utk menjelaskan konsep bilangan kuantum.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGANALISIS SISWA DAN KONTEKS PEMBELAJARAN

MENGIDENTIFIKASI TUJUAN INSTRUKSIONAL MENGGUNAKAN FRONT-END ANALISIS, MENULIS KINERJA TUJUAN, DAN MENGEMBANGKAN INSTRUMEN PENILAIAN

LANDASAN FILOSOFI KURIKULUM